Selasa, 02 Desember 2008

Puasa Dan Kekayaan

Saya suka membaca buku, istri saya juga suka membaca buku, kami berdua bisa menghabiskan dana sampai 600 ribu di palasari Bandung untuk membeli buku-buku yang menarik. Seringkali kalau kami tidak cepat-cepat pergi dari toko buku di Palasari tersebut, angka 1 juta rupiah akan segera tembus dalam waktu singkat.

Kami mempunyai habit / kebiasaan membaca yang berbeda, kalau saya lebih kearah motivasi dan deep thinker / perenungan, sedangkan istri saya lebih kearah operasional suatu konsep. Hasil akhirnya adalah sinergi. Seperti kata Steven Covey dalam bukunya Seven Habits yang mengenalkan konsep sinergi. 1 + 1 dalam teamwork bukan sama dengan 2, tapi 1 + 1 bisa jadi 11, 100, 200.. anda sendiri yang memberikan nilai.

Oh iya tips bagi penggemar buku, di Palasari belakang itu bisa menggunakan kartu kredit dengan charge 3%. Dibandingkan dengan membeli buku di gramedia dengan menggunakan kartu kredit BNI 46 mendapat diskon 10%, dengan membeli di Palasari anda bisa mendapat diskon minimal 20%, bahkan banyak juga yang item diskonnya sampai 30%. Selamat berburu buku!!!

Menyambung pembicaraan tentang Steven Covey ada satu inspirasi yang saya dapatkan. Sebenarnya sudah lama saya tahu dan menemukannya, tapi tidak ada salahnya saya sharingkan.

Al kisah dalam bukunya Steven Covey, Seven Habits ada cerita sekelompok anak kecil yang dijadikan obyek penelitian. Para peneliti sedang menguji antara pengendalian diri sejak masa kanak-kanak dengan tingkat kekayaan yang dimiliki obyek penelitian tersebut pada saat dewasa nantinya.

Caranya obyek penelitian tersebut diberikan sebuah permen yang sangat enak. Pada saat permen tersebut dikeluarkan, setiap mata anak prasekolah obyek penelitian itu berbinar-binar. Pada saat itu mungkin permen tersebut menjadi dambaan setiap anak. Kemudian peneliti tersebut memberikan statement kepada kelompok anak tersebut bahwa dia akan meletakkan setiap permen di depan masing-masing anak dan dia akan keluar ruangan sebentar, kurang lebih 15 menit. Bagi siapa saja permennya yang masih utuh pada saat peneliti kembali maka akan diberikan 3 buah permen tambahan.Pada saat kembali hanya 3% anak yang mendapatkan hadiah 3 permen tambahan.

30 tahun kemudian penelitian tersebut dilanjutkan, ternyata tingkat kesuksesan 3% (diukur dari kekayaan bersih) anak tersebut dibandingkan 97% anak lainnya adalah lebih dari 30x lipat (lupa detailnya berapa, seinget saya berkali-kali lipat). Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa kunci keberhasilan mereka adalah kemampuan menahan diri menahan kesenangan sesaat untuk imbalan beratuskali lipat selanjutnya di masa depan.

Lalu apa kaitannya dengan puasa dan bulan puasa ? Bagi seorang muslim yang baik, berpuasa adalah kewajiban yang harus dilakukan setiap tahun. Puasa dikerjakan dengan menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksual di siang hari. Prinsipnya adalah kalau yang halal aja bisa ditahan apalagi yang haram. Seharusnya Indonesia yang mayoritas penduduk muslim adalah negara terbersih korupsi no. 1 di dunia.

Lalu apa kaitannya dengan kekayaan? Kalau anda suka mengamati seperti yang saya lakukan, maka anda akan menemukan benang merahnya. Anak pra sekolah yang diuji kurang lebih 15 menit sajabisa menghasilkan perbedaan kekayaan yang sangat significant, apalagi pribadi-pribadi yang melatih dirinya bertahun-tahun, mungkin sejak usia 3 tahun sampai menghembuskan nafas terakhir dengan menahan diri dari azan subuh (sekitar pukul 4.30 pagi) sampai azan magrib (sekitar pukul 6.00 sore) sebulan penuh. Seharusnya dapat menghasilkan pribadi-pribadi kaya raya berkali-kali lipat dari 3% anak-anak tadi. Paling tidak kaya secara hati sehingga impian negeri di atas awan dapat tercapai di bumi nusantara ini.!!

29 November 2008
Adly Yulfiansyah
Trainer /Consultant International Cisco Networks
CCSI#35147
Diatas pesawat menuju Banjarmasih

Tidak ada komentar: