Selasa, 02 Desember 2008

Proses Penerimaan Dalam Belajar

-Sumber belajar-

Akhir pekan sebenarnya suatu karunia yang luarbiasa, bisa mulai menulis lagi :) oke setelah memperkenalkan tentang belajar cepat, sebagai start awal mari kita bicara tentang proses penerimaan.

Sebelum kita bicara hal yang lebih lanjut kita harus memperkaya dulu sumber belajar. Secara umum orang sangat membatasi sumber dalam belajar. Kalau kita bisa mendaftar media atau tempat apa saja yang kita jadikan sumber belajar, maka biasa yang digunakan adalah buku pelajaran, buku umum, internet, guru / instruktur. Sangat terbatas. Padahal kita bisa belajar dimana saja dan dari sumber apa saja. Apa sajakah itu ? koran, tv, majalah, diskusi, kehidupan sehari-hari, konflik dengan orang lain, bertanya, mengamati, merenung dan lain sebagainya.

Sebagai contoh sederhana, akhir-akhir ini saya heran kenapa orang berani ngebut sekencang-kencangnya di jalan tol, dijalan biasa, tapi secara presentase sangat sedikit terjadinya kecelakaan. Bahkan waktu saya naik motor dari Bandung ke Jakarta melewati jalur Cikampek rata-rata truk dan bis itu berani kebut-kebutan dengan jalur sesempit itu. Sepanjang jalan saya mengamati ternyata ada aturan tidak tertulis dijalanan, selama kita tetap dijalur kita maka kita menguasai jalannya. Jika ingin mendahului maka kita pasang lampu sen bersiap siap motong, tapi aturan mainnya adalah yang punya jalan disebelah adalah pengguna jalan disebelahnya. Apabila kita dipotong jalannya, kita berhak mengklakson lawan sehingga kita bisa lewat. Dengan cara tersebut kita bisa ngebut dengan aman. Hal lainnya dalam berlalulintas di jalan raya terutama luar kota adalah dalam jalan ada suatu leader yang memimpin jalan. Kalau dia memang memiliki mesin mobil lebih kencang, dan lebih luwes, maka kita yang memiliki mobil yang lebih lambat harus mau jadi folower. Jadi leader bisa sekencang kencangnya salip kiri kanan, sedangkan kita bisa dibelakangnya sebagai folower yang jalannya "dibersihkan". Ini ilmu saya amati sangat efektif untuk ngebut dijalan raya terutama di jalan Tol. Kita sebagai folower akan lebih aman karena kalau terjadi kecelakaan, maka leadernyalah yan akan mengalami kecelakaan terlebih dahulu.

Kalau kita cermati, ada yang pernah melihat film atau baca artikel tentang bebek / burung yang bermigrasi, selalu ada leader dan folower sehingga daya tekan angin dapat dibagi dan meringankan kerja folower. Kemudian pada saat leadernya lelah, maka bebek / burung dibelakangnya telah siap menjadi leadernya dan leader yang lama jadi folower. Tidak ada yang emosi karena disalib dan menyalib. Itu yang saya gunakan sehingga Jakarta - Bandung naik mobil dalam kondisi kendaraan padat bisa ditempuh dalam waktu 1 jam 49 menit. Memahami dan menerapkannya selama proses belajar.

Kesimpulannya untuk point pertama adalah jangan pernah membatasi sumber dari belajar. Jadikan apapun disekeliling kita sebagai sumber belajar.

-Modalitas-

Modalitas adalah Panca Indera. Dengan menggunakan hal tersebut manusia memasukkan informasi di dalam fikiran karena Panca indera inilah sebagai reseptor rangsangan. Apa saja hal tersebut yaitu VAKOG. Visual, Auditory, Kinestetik, Olfaktory, Gustatory. Dari panca indera inilah kita bisa menyerap informasi dari luar.

Apa pentingnya kita mengetahui hal tersebut. Tentu saja agar kita memahami diri kita. Seseorang ada yang cenderung suka melakukan atau menerima informasi dari organ tertentu. Misalnya orang kinestetik tidak bisa duduk diam manis dibangku agar penerimaannya maksimal. Orang seperti ini akan sangat tertekan pada saat disuruh tenang. Saya adalah orang kinestetik, akibatnya adalah seringkali orang kinestetik dicap sebagai anak nakal dan menganggu temennya karena suka jalan-jalan bolak balik, membolak balik pulpen, buku, dan sebagainya. Bagi guru visual ini sangat membuat tidak nyaman, sehingga seringkali menegur dan menyuruhnya tenang. Salah satu hambatan dalam proses belajar dan mengajar. Sebagai guru yang baik, seharusnya dia bisa mengadopsi semua gaya belajar siswanya yang dominan. Kalau kita menyadari hal tersebut, mungkin kita akan berhenti menyuruh diam anak kita yang selalu bergerak kesana kemari, karena dengan cara itulah dia belajar dengan maksimal.

Tidak ada komentar: