Selasa, 02 Desember 2008

Homeschooling Dan Belajar Cepat

Salah satu obsesi saya dibidang belajar dan mengajar adalah bagaimana siswa dapat memahami pelajaran dan mampu merecall / mengingat hasil pelajaran tersebut semudah membalikkan telapak tangan. Hal tersebut awalnya adalah sangat irrasional. Namun anehnya ada orang-orang tertentu yang mampu melakukannya. Seperti biasa paradigma saya dalam berfikir, kalau seseorang mampu, maka saya juga akan mampu. Tinggal mempelajari bagaimana strategi orang tersebut belajar, memahami dan mengingat kembali informasi penting tersebut kapan saja kita membutuhkannya.

Mulai dari sana saya mulai membaca berbagai buku tentang belajar cepat; dari membaca cepat, memahami cepat seperti accelerated learning, active learning, quantum teaching and studyng dan sejenisnya. Cuma anehnya saya tidak juga faham dan mengerti bagaimana belajar cepat tersebut. Kita bisa mempunyai segudang informasi yang berharga, tapi kalau kita tidak bisa memanggilnya pada saat kita membutuhkannya, maka informasi tersebut akan sia-sia. Lalu apa hubungannya dengan homeschooling. Tentu saja ada hubungannya. Baik homeschooling atau sekolah konvensional melakukan aktifitas yang sama yaitu belajar. Namun homeschooling menurut saya lebih maju selangkah dalam hal daya kritis dan efektifitas belajar. Kedua hal tersebut sangat penting dalam homeschooling, karena dalam angggapan para praktisi homoeschooling, sungguh mengerikan, jika anak menghabiskan berjam-jam waktu belajar namun sangat sedikit sekali informasi yang bisa diserap.

Setelah beberapa waktu dalam proses pencarian, akhirnya saya dapat ikut training yang diadakan oleh training center yang bernama "Quantum Study". Cara belajarnya kesannya sih biasa-biasa saja, namun mungkin karena saya sudah lumayan banyak membaca tentang proses quantum, keinginan dan hasrat saya untuk mempelajari teknik atau motede belajar yang efektif menemukan momentumnya. Disana diajarkan bagaimana seharusnya kita membaca sebuah buku, bagaimana cara membaca buku dapat mencapai 5.000 kata permenit dimana rata-rata orang dewasa hanya sanggup membaca buku 200-300 kata permenit. Diajarkan bagaimana satu buku mampu diwakilkan dalam satu gambar mind mapping, bagaimana musik dapat berpengaruh sangat besar dalam proses belajar, bagaimana daya belajar mempengaruhi daya serap dan seringkali bisa membuat guru-guru sekolah konvensional menjadi senewen menghadapi anak-anak bergaya belajar tertentu.

Training 4 hari tersebut banyak memberikan pencerahan dan banyak aha-aha yang saya dapatkan. DIsitulah saya menemukan istilah baru yang saya buat sendiri yaitu orgasme kefahaman, yang kadangkala kalau sangat banyak bisa membuat kita pusing sendiri dalam kesenangan ;) , apa saja yang saya dapatkan dalam training tersebut insyaallah akan saya share dalam tulisan berikutnya.

Tetap Semangat
Adly Yulfiansyah
Trainer dan Consultant IT

Tidak ada komentar: