Selasa, 08 Maret 2011

ketika homeschooling hanya sebuah opsi

ketika anda Menimbang-nimbang, merenungkan, melihat-lihat, sebelum akhirnya memutuskan apa pilihan yang terbaik untuk buah hati tercinta, kita sering kali mendapatkan dilema antara realiitas yang terjadi dan harapan akan sebuah pendidikan yang ideal. Peersepsi ideal itu sendiri bisa mengalami konotasi negatif jika dikaitkan akan mimpi yang di awang awang sementara kaki tidak menyentuh bumi, atau dalam bidang khayalan atau imajinmasi. Uniknya menurut einstein imajinasi jauh lebih berharga dari pada realitas. Dengan berimajinasi, manusia bisa sampai ke bulan, terbang diangkasa layaknya burung. dan bergerak sangat cepat di dasar laut ibaranya ikan. Dengan imajinasi manusia merasa akan mampu mencapai apapun yang dia inginkan dalam hidup.

Kembali ke konteks pilihan pendidikan, sering kali kita mengalmi stagnan yang sangat besar atau membimbangkan, ketika hari hari berlalu seolah tidak ada perubahan yang terjadi ketika kita tetap melakukan homeschooling. Pada akhirnya, anak anak kita juga harus menghadapi kenyataan yang sama, mereka harus merasakan bangku sekolah, agar dapat terstruktur dalam mengeluarkan pendapat, berlatih konsentrasi dan presentasi serta berbagai kegiatan masyarakat lainnya. Karena manusia adalah makhluk sosial. Dalam diagram maslow, kebutuhan pencapaian diri atau aktualisasi adalah puncak karya manusia, manakala building block kebutuhan dasar manusia telah dipenuhi. Untuk itu perlu dikaitkan dengan semangat homeschooling, semangat berbagi dengan kebutuhan manusia untuk berkarya, dihargai dan mendapat nilai pengakuan berupa uang maupun yang lainnya yang dapat membantu untuk melejitkan potensi diri serta mampu memenuhi kebutuhannya selaku makhluk individual yang ingin mandiri.

Homeschooling adalah pilihan dari sekian banyak pilihan, Sehingga hendaklah disikapi wajar-wajar saja, sama dengan pilihan pendidikan lainnya. Intinya adalah pendidikan dan metode pendidikan adalah alternatif pilihan untuk meningkatkan kualitas diri dan keluarga kita. untuk itu kita boleh saja mempelajari semua kemungkinan, pada akhirnya putuskanlah yang terbaik bagi anda dan keluarga anda. dan ingat terbaik adalah kata kata subjektif yang akan berbeda bagi setiap orang. orang lain hanya sebagai referensi, sekali lagi pada akhirnya kita harus percaya dengan penilaian kita, karena dengannya kita masih dapat bertahan hidup sampai sekarang hingga tuhan memanggil kita dalam keadaan ridho

wassalam
Adly Yulfiansyah

Tidak ada komentar: